“… kehadiran insan politik (politisi) di Senayan sebagai
anggota DPR harus dimaknai sebagai upaya terlibat dalam politik perubahan.
Menjadi anggota dewan hanyalah bermakna orang pertama di antara masyarakatnya
(primus interpares). Sama sekali bukan menjadi yang paling utama, paling mulia,
paling hebat, dibandingkan masyarakat kebanyakan. Dia akan menjadi utama dan
mulia apabila dapat menampilkan politik kebaikan dan mampu menggerakkan
perubahan ke arah yang lebih baik (reformasi).”
H.
Jazuli Juwaini, MA dalam Buku “Memimpin Perubahan di Parlemen”
Jazuli
Juwaini lahir di Bekasi pada tanggal 2 Maret 1965. Sejak tahun 1990 sampai saat
ini tinggal dan menjadi warga Ciputat Banten. Menikah dengan Hj. Latifah, S.Ag,
MA dan dikarunia 4 orang anak. Tinggal di Kelurahan Sawah Ciputat sambari
membina Yayasan Sosial, Pendidikan, dan Dakwah Al-Ummah yang menampung
anak-anak yatim piatu serta menyelenggarakan aktivitas pendidikan dan dakwah.
Jazuli
Juwaini mendapat amanah menjadi Anggota DPR/MPR RI dua periode (2004-2009 dan
2009-2014) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Selama itu ia pernah
ditugaskan di Komisi II (politik, pemerintahan, aparatur, pertanahan), Komisi
VIII (agama, sosial, perlindungan perempuan&anak, serta penanggulangan
bencana) sebagai Wakil Ketua, serta saat ini kembali ditugaskan di Komisi II.
Di struktur kepartaian PKS, ia mendapat amanah sebagai Ketua DPP PKS Bidang
Pengembangan Ekonomi dan Kewirausahaan.
Sekilas
profilnya menerangkan bahwa aktivitas politik sudah tidak asing baginya.
Bahkan, jika politik dimaknai sebagai upaya terlibat aktif dalam mengadvokasi
dan menyelesaikan permasalahan umat dan masyarakat, hal ini sudah dilakukannya sejak
lama karena ia berkiprah sebagai da’i yang aktif di tengah-tengah masyarakat.
Hingga kini, di tengah kesibukan sebagai pejabat publik, ia tetap konsisten
menjadi da’i bagi umat. Baginya esensi jabatan adalah pelayanan, sehingga
pejabat publik pada hakikatnya adalah pelayan publik (khadimul ummah). Jadwal ceramahnya tidak pernah surut dan
berkurang, bahkan semakin bertambah, dari pelosok desa hingga manca negara,
dari rumah-rumah warga hingga di layar kaca.
Kader
PKS ini juga pernah ditugaskan oleh partainya untuk menjadi calon Bupati
Tangerang pada Pilkada 2008 dan calon Gubernur Banten pada Pilkada 2011 lalu. Allah
tidak mentakdirkannya untuk menjadi Bupati/Gubernur pada dua Pilkada tersebut.
Meski tak terpilih, interaksi langsung secara intensif dengan masyarakat selama
Pilkada memperdalam pemahamannya tentang berbagai problematika rakyat serta
memperkuat motivasinya untuk semakin berkontribusi memberikan solusi atas
permasalahan tersebut.
Sebagai
bagian dari ikhtiar menghadirkan solusi tersebut, Jazuli Juwaini aktif
menuangkan gagasan dan pemikiran melalui karya tulis dalam sejumlah artikel
media dan buku antara lain:
- Menunaikan Amanah Umat (Pustaka Gading Mas, 2006
- Otonomi Sepenuh Hati: Evaluasi Implemenasi
Otda di Indonesia (I’tishom, 2007); Kata Pengantar oleh Prof. Dr. Ryaas Rasyid, MA (Menteri
Otda Era Presiden Abdurrahman Wahid)
- Memimpin Perubahan di Parlemen (I’tishom,
2009); Kata Pengantar oleh Prof. Dr. Satya Arinanto, SH, MH
(Guru Besar HTN UI)
- Revitalisasi Pendidikan Islam (Bening Citra Publishing,
2011); Kata Pengantar oleh Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH, MH,
MM (Guru Besar UIN Jakarta)
- Problematika Sosial dan Solusinya (Kholam
Publishing, 2012); Kata Pengantar oleh Dr. Salim Segaf Al-Jufri, MA (Menteri
Sosial RI)
Bukunya
yang berjudul “Otonomi Sepenuh Hati” mendapatkan apresiasi dan piagam
penghargaan dari Kyoto University Jepang. Jazuli Juwaini didaulat menyampaikan
makalah dengan judul yang sama dengan judul buku tersebut dalam forum “THE 6TH INDONESIAN
POLITICAL WATCH” di Universitas Kyoto Jepang, yang dihadiri
para guru besar dan pengamat Indonesia asal Jepang.
Sampai
kini, da’i politisi atau politisi da’i yang kerap dipanggil “ustadz jeje” ini
masih saja haus akan ilmu dalam rangka meng-upgrade
kualitas dan kapabilitas personalnya. Dua gelar di belakang namanya ia peroleh
dari Universitas Muhammad Ibn Saud (Strata I) serta Institut Ilmu Al-Quran
Jakarta (Strata II), dan kini ia tercatat mengambil dua program doktoral
sekaligus: S3 Ekonomi Islam Universita Trisakti dan S3 Manajemen SDM
Universitas Negeri Jakarta.
)|(