Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
meminta Pemerintah Indonesia serius melakukan evaluasi maktab, terutama
pada jemaah sakit di rumah sakit dari maktab 11 dan 67.
"Pemerintah
Indonesia harus menempatkan petugas Indonesia di RS sekitar Mina dan Muzdalifah
terutama pada tanggal 9-13 Zulhijah untuk antisipasi jemaah yang sakit dan
memudahkan koordinasi," kata Ketua Fraksi PKS
Jazuli Juwaini
dalam keterangannya, Jumat (25/9/2015).
Jazuli
juga meminta Kementerian Agama membuat posko penerangan di jalur tenda jemaah
Indonesia menuju tempat lempar jumroh. Pasalnya, banyak sekali jemaah yang
tersesat.
"Bisa
berangkat tetapi enggak tahu jalur pulang," kata anggota Komisi III DPR
itu.
Petugas
kloter, kata Jazuli, harus bertanggungjawab pada seluruh jemaah setiap kloter.
Jemaah haji juga harus mengikuti aturan lapangan scara teknis waktu melempar
masing-masing negara sudah diatur dan ditentukan.
"Jemaah
sebaiknya mentaati aturan," katanya.
Jazuli
saat ini berada di
Arab Saudi.
Ia mengaku mendapatkan undangan dari raja Arab Saudi bersama Ketua DPR Setya Novanto
dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon.
"Tapi
karena rasa tanggung jawab kepada rakyat terutama jamaah haji Indonesia. Maka
begitu mendengar ada insiden langsung ke TKP dan setelah dari TKP langsung cek
ke RS Mina Emergency," katanya.
Saat
tiba di RS, Jazuli menemukan banyak jemaah Indonesia yang sakit termasuk
menemukan korban insiden bernama Ati dari Banjar, Jawa Barat. Namun, dirinya prihatin
tidak ada petugas baik dari maktab maupun Kementerian Agama.
"Bahkan
menjadi sangat kecewa ketika menghubungi maktab, mereka banyak alasan.
Menghubungi nomor daker Mekkah tidak bisa," katanya.
Akhirnya,
kata Jazuli, Ketua DPR Setya Novanto menghubungi KJRI dan melakukan
penjemputan.
"Pemerintah
Saudi harus memperbaiki dan meningkatkan pelayanan terhadap para tamu-tamu
Allah dari berbagai negara," ujarnya.
Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2015/09/25/pks-minta-kemenag-buat-posko-penerangan-jemaah-haji-menuju-tempat-lempar-jumrah?page=1