Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jazuli Juwaini,
menyatakan pihaknya kaget dengan keputusan Partai Amanat Nasional (PAN)
tiba-tiba keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan menjadi pendukung
Pemerintah.
Dijelaskan Jazuli, KMP dibentuk merupakan dampak dari pemilihan
presiden yang waktu itu ada dua calon. Yaitu Jokowi-JK yang diusung
Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Prabowo-Hatta mengerucut ke KMP. PKS
pun akhirnya masuk ke KMP, dimana Ketum PAN saat itu Hatta Radjasa
menjadi cawapres KMP.
"Atas nama KMP, memang agak kaget tiba-tiba PAN keluar KMP. Lebih
elok kalau tetap di KMP. Apalagi dulu cawapres dari PAN. Toh kita di KMP
punya kepentingan kokohkan kekuatan bangsa, dan salah satu kuncinya
komunikasi," jelas Jazuli, Kamis (3/9).
Dia menilai keberadaan dua koalisi itu bukan untuk menang-menangan atau kalah-kalahan. KMP hanya ingin, setelah pilpres, ada
check and balance dengan Pemerintah, dimana KMP berkuasa di Parlemen.
"KMP tidak punya keinginan untuk menghambat pembangunan Pemerintah
apalagi menjatuhkan Pemerintah. Kami akan dukung program Pemerintah yang
pro rakyat. Buktinya beberapa
event besar, KMP mendukung. Pembahasan APBN-P pun kami dukung," jelas Jazuli.
Dia menilai, klaim PAN bahwa bergabung dengan Pemerintahan akan bisa
memperbaiki ekonomi, juga tak bisa dijamin. Sebab ekonomi tak pernah ada
kaitan dengan salah satu parpol bergabung ke salah satu koalisi yang
ada.
"Ekonomi itu urusan pemerintah, harusnya sesama menteri tidak saling
serang. Itu yang paling berpengaruh. Karena kalau saling serang, maka
trust publik dan pengusaha akan jadi masalah," ujarnya.
Dia menegaskan KMP tak pernah mengganggu pemerintahan. Buktinya, tak ada kebijakan pemerintahan yang prorakyat diganggu.
"Apa yang perlu dikhawatirkan dari persaingan di DPR? Dalam persepsi saya, KMP juga ada untuk rakyat," katanya.
http://www.beritasatu.com/nasional/304132-ketua-fraksi-pks-lebih-elok-kalau-pan-tetap-di-kmp.html